Tag Archives: Mau Dibawa Kemana Anak Kita?

Mau Dibawa Kemana Anak Kita? (mendidik anak yang tangguh)

Standar

Mau Dibawa Kemana Anak Kita? (mendidik anak yang tangguh)

Tema ini dibawakan pada sesi II Seminar Keluarga “Mendidik Anak di Era Cyber” yang dilaksanakan pad hari Sabtu tanggal 20 Juli 2013 pukul 13.00-15.00 WIB di Aula utama Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia dengan Pembicara Ust. Bendri Jaisyurrahman (Pendiri komunitas ‘Sahabat Ayah’). Pembicara sebelumnya {Sesi I: Cerdas Mendidik Anak menjadi Tangguh di Era Cyber dengan Pembicara Dra. Ery Soekresno, Psi, M.Sc(Edu). (Psikolog, Konsultan Keluarga)} saya dan istri tidak sempat mengikutinya.

Hal yang menarik dari paparan yang disampaikan dari @ajobendri, bahwa kewajiban ayah dalam mendidik anak lebih utama dari ibu, hal ini diperkuat dari hasil tesis seorang mahasiswi yang menemukan 17 ayat terkait dengan pendidikan yang terdiri 14 ayat pendidikan antara Ayah ke anak (seperti Ibrahim kepada Ismail, Ayah luqman kepada anaknya dsb), 2 ayat pendidikan antara Ibu ke anak dan 1 ayat pendidikan antara Guru ke Murid. Saya cukup terkesima saat pembicara mengemukan fakta ini, saya masih punya persepsi pendidikan anak tanggungjawab Ibu. Hal ini cukup membuat saya merenung lebih dalam tentang pendidikan/ketauladanan saya sebagai ayah kepada anak, jangan-janagn saya sudah menjadi ayah yang durhaka (nauzubillah min zalik), yaitu menuntut anak sholeh tetapi tidak memfasilitasinya.

Dikisahkan Seorang datang kepada Umar r.a. berkata: “Puteraku ini durhaka kepadaku.” Maka datang Umar r.a. berkata kepada anak lelaki itu: “Apakah kau tidak takut kepada Allah SWT? Engkau telah berbuat durhaka terhadap ayahmu, engkau tahu kewajipan anak untuk orang tuanya ……(begini dan begitu)“. Lalu anak itu bertanya: “Ya Amirul mu’minin, apakah anak itu tidak berhak terhadap ayahnya?” Jawab Umar: “Ada hak yakni harus memilihkan ibu yang bangsawan, jangan sampai tercela kerana ibunya, harus memberi nama yang baik, harus mengajari kitab Allah SWT” Maka berkata anak itu: “Demi Allah, dia tidak memilihkan untukku ibuku, dia membeli budak wanita dengan harga 400 dirham dan itu ibuku, dia tidak memberi nama yang baik untukku, saya dinamai kelawar jantan dan saya tidak diajari kitab Allah SWT walau satu ayat.” Maka Umar r.a. menoleh kepada ayahnya dan berkata: “Engkau telah durhaka kepada anakmu sebelum ia durhaka kepadamu. Pergilah engkau dari sini.

Ada Apa dengan ANAK kita ? (BLASTED)

  1. Bored
  2. Lonely
  3. Angry
  4. Stress
  5. TirED

Kondisi Realitas Keluarga Indonesia Saat Ini

  1. Ketiadaan AYAH secara Psikologis
  2. Fungsi AYAH saat ini hanya dua :  1. Memberi nafkah;  2. Memberi Izin untuk menikah
  3. AYAH ATM. ayah hanya sebagai meminta dana/uang untuk kebutuhan si anak
  4. Indonesia = Fatherless country

Father Hunger ??? yaitu kerusakan psikologis yang diderita anak-anak yang tidak mengenal ayahnya. Mengakibatkan :

  1. Rendahnya harga diri anak

2. Bertingkah kekanak-kanakan

3. Terlalu bergantung

4. Kesulitan menetapkan identitas seksual

(cenderung feminin atau hipermaskulin)

5. Kesulitan dalam belajar

6. Kurang bisa mengambil keputusan

7. Bagi anak perempuan, tanpa model peran ayah   setelah dewasa sulit menentukan pasangan yang   tepat untuknya, salah memilih pria yang layak

 

Semoga artikel ini menjadi renungan para ayah yang sangat mencintai anaknya menjadi anak yang Soleh & Solehah dan terbentuknya Keluarga yang Samara.

Seumber:
1. Slide Materi Ust. Bendri Jaisyurrahman
2. http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/hakanak.htm
3. Slide Materi Ibu Ery Soekresno