Category Archives: Info

“Out of The Box” dalam Penyerahan DIPA TA 2023

Standar

Ada hal unik pada penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2023 yang dilakukan KPPN Balikpapan kepada satker Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba). Acara yang biasanya dilakukan secara formal dan bertempat di ruang rapat atau aula kantor, kali ini penyerahan DIPA petikan dibungkus dalam pertandingan bulutangkis persahabatan yang dilaksanakan pada Jum’at pagi 9 Desember 2022 bertempat di Sport Center Kampus Poltekba jalan Soekarno Hatta KM 8 Balikpapan.

Sebelum pertandingan persahabatan dimulai, dilakukan pemotongan tumpeng sebagai tanda peresmian fasilitas olahraga di kampus Poltekba lalu dilanjutkan penyerahan DIPA petikan dari Kepala KPPN Balikpapan, Fitra Riadian kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) satker Poltekba sekaligus Direktur Utama, Ramli. Inilah momen langka yang pernah dilakukan pada unit vertikal Ditjen Perbendaharaan dalam proses penyerahan DIPA petikan karena dilakukan dilapangan olahraga dengan pakaian non formal sehingga membentuk suasana kehangatan dan keakraban dengan mitra kerja. Setelah penyerahan DIPA Petikan, KPA satker juga melakukan penandatanganan pakta integritas sebagai komitmen KPA dalam pelaksanaan anggaran yang akuntabel dan tranparan.

Setelah acara seromonial peresemian fasilitas olaharaga, penyerahan DIPA petikan dan penandatanganan pakta integritas, acara yang ditunggu-tunggu akhir digelar juga yakni pertandingan bulutangkis persahabatan antara KPPN Balikpapan yang diwakili Kepala Kantor, Fitra Riadian berpasangan dengan Kasi Vera, Mochamad Ramdani melawan perwakilan Poltekba yang diwakili Direktur Utama, Ramli berpasangan dengan Wakil Direktur III, Candra Irawan. Pertandingan cukup seru karena terjadi rubber set, walau di set pertama perwakilan KPPN Balikpapan sempat unggul, namun pertandiangan diakhiri kemenangan perwakilan Poltekba dengan skor 2-1.

Penugasan Singkat ke Teluk Wondama (Cruise to Wondama Bay)

Standar

Produksi Lokal

Saya dan rekan mendapatkan tugas dari Pimpinan untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) satuan kerja (satker) yang belum melakukan penggantian uang persedian (GUP) dengan batas waktu yang telah ditentukan dan satker yang belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) bendahara pengeluaran. Kami berangkat pada hari Rabu (21/3) siang dari Kota Manokwari menggunakan kapal cepat Express Bahari 9E, kapal buatan asli Indonesia ini yang dibangun di kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulaun Riau, hal ini terlihat dari plakat informasi yang tertera di dalam kapal. Tepat pukul 12.00 WIT kapal meninggalkan pelabuhan kecil Manokwari. Kenapa saya sebut pelabuhan kecil? karena pelabuhan ini berbeda lokasi dengan pelabuhan Manokwari pada umumnya yang melayani kapal-kapal yang cukup besar seperti kapal Pelni dan kapal kontainer. Lokasinya sekitar 750 meter ke arah barat dari Pelabuhan Utama.

Jadwal

Perlu diketahui, kapal cepat Express Bahari 9E melayani rute Manokwari – Wasior pergi pulang setiap hari kecuali hari selasa dengan transit dibeberapa pelabuhan kecil yang berbeda sesuai jadwal. Saat keberangkatan kami pada hari rabu, kapal ini transit di dua pelabuhan kecil yakni Pelabuhan Roswar dan Pelabuhan Yende. Kapal cepat ini menyediakan dua kelas untukk penumpang yakni kelas Excutive dengan harga tiket sekitar tiga ratus ribu rupiah dan kelas VIP dengan harga tiket lima ratus lima puluh ribu rupiah, harga tidak dibedakan antara usia anak-anak atau dewasa.

Interior

Konfigurasi tempat duduk kelas VIP

Dari spesifikasi gambar kapal yang tertera di dinding, terdapat 3 area untuk kelas eksekutif dengan 2 area tertutup karena berada di lantai bawah namun tersedia penyejuk udara yang membuat suhu udara di ruangan terasa sejuk. Sedangkan 1 kelas eksekutif dengan area terbuka dimana penyejuk udara ruangan dimatikan namun pintu kecil di sisi samping dan belakang kapal terbuka sehingga dapat mengalirkan udara dari luar ke dalam ruangan. Ruangan ini cocok untuk penumpang yang tidak tahan dengan ruangan berpenyejuk udara. Di kelas eksekutif dengan area terbuka memiliki akses pintu keluar ke area geladak kapal dan atap kapal, tapi biasanya dipenuhi penumpang yang ingin merokok. Di ruangan tersebut juga tersedia kantin dengan makanan ringan dan aneka minuman siap saji (teh, kopi dan sebagainya).

Snack

Snack di perjalanan

Fasilitas untuk kelas eksekutif tersedia kursi penumpang dengan jok yang cukup empuk namun tidak bisa direbahkan, TV layar besar yang menampilkan siaran TV dengan jaringan parabola yang dipasang di atap kapal serta penyejuk udara (terdapat 2 area). Sedangkan fasilitas untuk kelas VIP adalah ruangan dengan 3 mesin penyejuk udara besar, TV datar layar besar yang memutar film-film terkini atapun memutar lagu-lagu karaoke, toilet khusus, kursi yang dapat direbahkan dengan konfigurasi 2-3-2 dan mendapatkan air mineral ukuran 600ml dan mie instan cup siap seduh.

Sekitar pukul 16.00, kapal bersandar di pelabuhan kecil Roswar selama kurang lebih 15 menit, lalu melanjutkan perjalanan dengan transit berikutnya di pelabuhan Yende sekitar pukul 17.15. Akhirnya pada pukul 18.45 kapal kami bersandar di Pelabuhan Wasior. Cuaca cukup cerah saat kami tiba, keluar dari kapal dan menuju pintu keluar pelabuhan kita akan melihat sign “Welcome to Wondama” yang cukup besar dan sangat indah di foto saat malam hari karena ada efek cahaya dari lampu sorot. Di area luar pelabuhan sudah tersedia beberapa tukang ojek yang dapat mengantarkan kita sesuai tujuan yang kita inginkan. Tarif tukang ojek kisaran Rp 5.000 s.d. 50.000 sesuai jauh-dekat jarak tempuh. Di Wasior memiliki beberapa penginapan, kami memilih bermalam di Hotel Darmaji karena hotel ini yang paling direkomendasikan dari rekan saya, eits… jangan berpikir hotel ini setara bintang 3 ya…., hotel ini mungkin masuk kategori hotel melati dengan fasilitas perlengkapan yang sudah lama tapi tersedia penyejuk udara di dalam kamar.

Keluar dari pelabuhan, kami memutuskan jalan kaki menuju Hotel sekaligus melihat-lihat sekitar kota dan mencari makan malam. Kami memutuskan untuk mampir di warung makan Golden Star, lokasinya persis bersampingan dengan Polsek Wasior. Menu yang disajikan lumayan lengkap dengan harga yang masih terjangkau (nasi campur dengan ayam goreng seharga lima belas ribu rupiah, menurut saya ini termasuk murah ukuran di Papua). Setelah santap malam, membersihkan diri akhirnya kamipun beristirahat untuk melaksanakan tugas di esok hari.

Sebelum melaksanakn tugas diawal hari, kami sarapan dahulu di hotel. Ada yang unik saat sarapan di hotel, ternyata sarapan tidak disediakan di ruang restoran, tetapi di antar ke masing-masing kamar tamu dalam bentuk nasi rames dalam sebuah piring dan segelas teh manis hangat. Untuk menuju lokasi satker yang akan kami kunjungi, kami menggunakan sepeda motor. Sebenarnya angkutan ojek tersedia banyak dikota, tetapi karena pertimbangan kami mengajar waktu dan menuju beberapa lokasi yang berbeda, kami memutuskan meminjam motor rekan yang tinggal di wasior. Infonya sih terdapat penyewaan motor, tapi kami tidak tahu dimana lokasinya.

Pusat pemerintahan Kabupaten Teluk Wondama ternyata cukup jauh dari pusat kota, berjarak  kurang lebih 14 Km ke arah selatan Kota Wasior dan masuk dalam wilayah distrik/kecamatan Rasiei. Akses ke tempat tersebut dengan kendaraan umum hanya ojek motor saja. Kondisi akses jalan menuju pusat Pemkab tidak semuanya mulus, ada beberapa bagian jalan masih berupa undukan batu-batu kerikil sehingga kita harus hati-hati dalam mengemudikan motor kita. Kabar baiknya, lebar jalan sudah cukup baik dengan menampung empat lajur.

Sebagai informasi, KPPN Manokwari telah membuka layanan filial di Kabupaten Teluk Wondama sejak tahun 2015. Lokasi layanan filial tersebut kini menumpang pada kantor kecamatan yang sebelumnya menumpang pada kantor Pemda di komplek Pemkab Teluk Wondama. Selama berkantor di komplek Pemkab Teluk Wondama, pegawai yang bertugas melaksanakan pelayanan filial sering mengalami kendala, terutama aliran listrik dan jaringan internet. Bahkan ada rekan yang harus berjibaku membaga dirigen berisi penuh BBM dari pusat kota Wasior ke komplek Pemkab Teluk Wondama menggunakan motor guna bahan bakar menghidupkkan mesin genset. Kini semenjak berpindah di Kantor kecamatan yang berada di pusat kota wasior, pelayanan filial lebih mudah untuk dilaksanakan serta didukung jaringan internet yang cukup bagus.

Layanan filial dilaksanakan selama dua pekan di awal bulan kecuali di bulan Januari dan Desember karena di bulan tersebut volume pekerjaan cukup banyak di KPPN induk, yakni KPPN Manokwari. Selain di Kabupaten Teluk Wondama, KPPN Manokwari juga membuka layanan filial di Kabupaten Teluk Bintuni. Semenjak hadirnya layanan filial oleh KPPN Manokwari, tentu sangat membantu bagi satker-satker yang berlokasi di Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Teluk Bintuni dalam mengajukan proses pencairan dana dan pelaporan pertanggungjawaban bendahara. Apabila satker-satker tersebut harus mengajukan proses pencairan dan dan pelaporan pertanggungjawaban bendahar di Kota Manokwari, ada biaya dan waktu yang cukup banyak terkuras dalam melaksanakan operasional tersebut.

Kamis siang (21/3) kami sudah siap-siap kembali ke Manokwari. Dengan menggunakan Kapal Cepat yang sama kami memulai pelayaran sekitar pukul 12.00 WIT dengan rute Wasior-Yende-Roswar-Manokwari. Ada hal unik di setiap kapal transit di pelabuhan-pelabuhan kecil tersebut, karena banyak warga sekitar yang menjajakan hasil bumi dan tangkapan laut dengan harga yang cukup fantastis alias murah meriah. Ada yang menjajakan buah langsat dan duren, ada juga yang menjual pinang, Sagu bakar dan menjadi perburuan tuk oleh-oleh dibawa ke kota tentu saja adalah Udang Lobster dan berbagai jenis ikan. Di setiap transit, penumpang kapal segera berhamburan di area dermaga untuk memborong dagangan masyarakat sekitar. Hal ini berbeda waktu keberangkatan saya dari Manokwari–Wasior. Mungkin penumpang rute Wasior–Manokwari membeli sebagai buah tangan untuk keluarga/kerabat warga di kota, yang tentunya di Kota Manokwari harganya bisa lebih mahal.

Ditengah perjalan setelah transit di ke-2 pelabuhan kecil tersebut, sekitar pukul empat sore, ombak laut mulai meninggi sehingga mengakibatkan kapal cukup bergoyang. Sekitar tiga jam lamanya kami merasakan goyangan kapal yang cukup membuat perutku mual dan tidak nyaman untuk duduk berlama-lama di kursiku. Akhirnya setalah kapal mulai mendekat di sekitar perairan arfai, ombak tidak terlalu besar dan sekitar 19.15 WIT kapal kami bersandar dengan baikk dan selamat di pelabuhan Manokwari walau cuaca agak hujan di pelabuhan.

Hikmah yang dapat diambil  dari perjalananku ini, betapa Saya harus banyak bersyukur dari penempatan kerjaku di Kota Manokwari yang akses transportasi dan komunikasi masih cukup bagus dibaandingkan instansi lain yang berkedudukan di Kabupaten Teluk Wondama. Kami sebagai pengawal dana APBN juga harus memberikan pelayanan yang maksimal guna meendukung  pembangunaan di daerah dengan salah satu caranya membuat layanan filial di beberapa Kabupaten yang agak sulit terakses transportasi. Mungkin kedepannya penerapan e-SPM akan sangat membantu bagi Satker dalam proses pencairan dana serta tersedianya call center dengan nomor GSM yang akan memudahkan bagi satker di pelosok nusantara dalam berkonsultasi pada proses pencairan dan pelaporan dana APBN.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Sertifikasi SSK Fundamentals of Macroprudential Policy

Standar

Materi Stabilitas Sistem Keuangan (SSK)-312 tentang Fundamentals of Macroprudential Policy Gelombang 2 Tahun 2018

1. Kebijakan Makroprudensial Dasar – DKMP 2018 Gel 2 (050918)
2. Pengawasan Makroprudensial

 

Bandara Go Green di Indonesia

Standar
Bandara Go Green di Indonesia

Bandar Udara (Bandara) Banyuwangi yang sebelumnya bernama Bandara Blimbingsari mungkin bandara pertam kali di Indoensia yang menggunakan konsep Go Green. Sebelumnya saya tidak begitu mengenal wilayah Banyuwangi, apalagi ikon bandara “go green”-nya. Saya mengetahui dari acar workshop yang mengundang Bupati Banyuwangi, saat itu Bapak Abdullah Azwar Anas yang memaparkan potensi di wilayahnya, termasuk salah satunya pengembangan Bandara Banyuwangi dengan konsep go green.

Ternyata ucapan beliau saya buktikan apa adanya. Saat ada dinas ke Banyuwangi, saya singgah di Bandara ini. Pertam kali saya dibuat takjub dengan kenyamanan, kebersihan & keasrian Bandara ini. Bayangkan, walu matahari sudah beranjak naik, tapi suasana di dalam bandara tetap sejuk walau tanpa penyejuk udara.

Arsitekturnya yang sederhana, saya merasakan seperti kembali ke rumah. Padahal kampung saya bukan disini, tapai hawanya seperti serasa di rumah sendiri. Setelah keluar dari pintu kedatangan, kita akan disambut persawahan nan hijau, serta angin sejuk yang ingin berlama-lama disini. Hal itu juga saya rasakan saat akan berangkat pulang melalui bandara ini, walau penerbangan saya mengalami delay, angin sejuk, kolam ikan nan segar serta free wi-fi yang cukup kencang, membuat kita tidak bosan menunggu lama.

Kami juga menghimbau bagi pengunjung yang ingin merokok, untuk tidak merokok di area koridor luar, karena akan mengganggu penumpang yang ingin menikmati/menghirup udara segar serta jagalah kebersihan puntung rokok anda.

saya lampirkan foto2nya, biar gambar yang berbicara. Mantap Pemimpin dan warganya, semoga terus terjaga konsep go green nya.

Menjelajah ke Kawah Ijen Banyuwangi

Standar
Menjelajah ke Kawah Ijen Banyuwangi

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Sebenarnya tiada niatan tuk melakukan trakking ke kawah Ijen, tapi karena ajakan rekan-rekan yang mengkompori “sayang kalo ke Banyuwangi ga ke kawah Ijen”, akhirnya membuatku semangat walau sebelum hari-H, kondisi ngedrop karena flu berat. Sedari awal hanya beberapa orang saja, akhirnya total 17 orang yang ikut menjelajaha ke Kawah Ijen yang terbagi dalam 2 tim. Oiya, penjelajahan yang kita lakukan pada dini hari, bukan saat matahari sudah terbit. Ada 2 target yang kami tuju, yaitu BlueFire di dasar kawah, setelah itu kembali ke puncak Kawah saat menjelang matahari terbit tuk melihat sunrise.

Karena dadakan, hanya perlengkapan seadanya yang kami siapkan. Tragedi yang tidak kami pikirkan, akhirnya terjadi. padahal beberapa hari di banyuwangi agak panas, tetapi sore itu terjadi hujan ringan, padahal nanti malamnya kita akan berangkat ke lokasi. Perlengkapan naik gunung, sudah saya siapkan dari jakarta, seperti sendal gunung, kaos kaki, sarung tangan, kupluk, senter, jaket bahkan sarung & payung.

Tim 1 berjumlah 11 orang termasuk 2 peserta wanita, dijemput sekitar jam 00.00 Sabtu (11/8) dini hari dari Hotel menggunakan Minibus Toyota Hi-Ace. Tiba di Paltuding sekitar jam 1.30. Cuaca masih gerimis ringan, kami segera ke toilet dan membeli jas hujan plastik yang agak cukup mahal sekitar Rp 20-30rb. Trakking dimulai pukul 1.50. Oiya, saya tidak membeli jas hujan karena saya menggunakan payung (dalam bergumam “cuman gerimis ringan, pakai payung mah cukup”). stelah sampai puncak, angin kencang mulai melanda dan dari disinilah anggota tim mulai berpencar-pencar, ada yang melanjutkan ke dalam kawah tuk menyaksikan Bluefire, sedangkan saya sudah 1/4 jalan ke bawah, tapi kok pas saya cek, orang dibelakang saya bukan dari rombongan saya. Disinilah saya mulai galau antara tetap turun atau kembali, karena khawatir dengan anggota yang lain dan kondisi menuju dasar kawah antrian sangat panjang karena lebar jalan yang sangat sempit. Serta informasi dari rombongan yang telah kembali dari bawah bahwa apinya kecil, membuat saya jadi tidak semangat untuk turun dan akhirnya saya putuskan kembali ke puncak kawah saja dengan harapan masih bisa melihat Sunrise.

Kepadatan pengunjung yang mayoritas turis mancanegara membuat saya saat arah kembali ke puncak agak tersendat. menjelang puncak, badai pun datang. saya ingat ada pos/bangunan ditasa puncak, sgera saya berlari kecil ke bangunan tersebut. Disana ternyata sudah penuh dengan rombongan yang berlindung dari angin badai yang sangat dingin. Cukup lama kami disana & akhirnya bertemu beberapa rekan juga disana. stelah hujan cukup reda, walau angin masih berhembus dan kondisi masih gelap, kami putuskan sgera turun kembali ke bawah (pintu masuk awal). Walau akhirnya kesempatan tuk melihat sunrise hilang sudah (kami menduga, sunrise kurang bagus bahkan susah karena kabut cukup tebal, bahkan jarang pandang sekitar kurang dari 5 meter)

Memang tidak baik kalo melakukan pendakian dengan persiapan ala kadarnya, tanpa memperhitungkan kondisi yang kurang ideal, seperti badai yang kami alami. Payung tidak berfungsi tuk melindungi saat badai, karena arah angi berasal dari samping dan payung dapat sobek karena kencangnya angin. Untuk itu kami kasih tip & trik untuk melakukan pendakian kawah Ijen:

  1. Jaga kondisi kesehatan (cukup istirahat, karena akan memulai aktivitas skitar jam 12 malam, sebaiknya jam 8 malam sudah tidur dan lebih awal makan malam)
  2. Bawa perlengkapan anti basah. Cuaca bisa berubah setiap saat, yang tadinya kita pikir cerah karena sebelumnya siang cukup panas, disana akan berubah drastis. sebaiknya sudah pakai jas hujan model celana & baju saat memulai trakking, selain lebih hangat kita ga perlu dobel2 dengan jaket & celana gunung. sebaiknya pakai celana olahraga yang ringan saat berjalan lalu dilapisi celana jas hujan. tas atau kamera juga dipersiapakan cover anti air
  3. Minuman & cemilan. Minuman 1 botol 600 ml, naik & turun tidak habis, so jangan terlalu banyak bawa minum di tas, karena berat & minum kita sedikit. kalo terlalu banyak minum, biasanya akan sering BAK & ini mengganggu waktu perjalanan kita. Bagusnya lagi bawa minum hangat dalam termos kecil. Bawa cemilan doping penambah tenaga, coklat, kurma, roti & sebagainya.
  4. Penerangan jalan yang bagus. Kebanyakna turis luar menggunankan headlamp, sehingga tidak mengurangi jatah tangan tuk menyorot jalan, karena saat akan trakking ke bawah lembah, kedua tangan aktif memegang karena saat hujan jalan licin & tangan perlu menahan ke ranting atau ke dinding atau juga memegang tongkat pendakian serta menggandeng tangan rekan.
  5. Bikin grouping kecil. Anggota saya yang berjumlah sebelas, tidak efektif kalo berjalan bersama, sebaiknya dipecah lagi menjadi grup ber-2 dengan karakter orang yang sama. Contoh: Sebaiknya kalo wanita bersama wanita, dengan melihat kondisi fisik, jadi kalo tidak memungkinkan, grup yang lain bisa lanjut jadi istilahnya jangan hanya karena 1 orang, semua anggota tim jadi gagal ke target semula.
  6. Membuat kesepakatan awal titik kumpul & jam maksimal. Stelah berangkat kita banyak yang terpencar, berdampak pada pulangnya. Kalo tidak menentukan titik kumpul & waktu toleransi, makan dipastikan kita kan susah berkumpul & akan berdampak pada waktu kembali ke hotel. Bisa jadi rekan kita harus sgera kembali kerana tiket perjalannya yang cukup mepet & sebagainya.
  7. Hindari weekend. Santu & ahad adalah paling rame pendakian, tapi kalo ada waktunya weekend, diatur aja sesuai keinginan.

Seluk Beluk Daftar Haji

Standar

FB_IMG_1533092120150Tulisan ini saya buat karena ada beberapa rekan yang japri di FB messenger saya terkait pendafataran Haji setelah saya unggah dokumen Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) di lini masa. Sebenarnya saya memang belum kepikiran tuk daftar haji karena kebutuhan rumah tangga masih banyak membutuhkan biaya. Kalaupun ada bonus tahunan dari kantor, biasanya dipakai tuk biaya pulkam, maklum sekarang pasukan sudah banyak dan sudah jarang via darat (karena ga punya kendaraan).

Daftar haji termotivasi rekan2 yang sudah berangkat & telah mendaftar haji serta ditambah ceramah salah satu ustad (lupa namanya) yang intinya bikin makjleb seperti ini:
“yang wajib itu Haji…. umroh itu sunnah, apalagi membeli rumah atau kendaraan, bukan hal wajib. Rumah bisa kontrak dan kendaraan dengan seadanya atau menggunakan tranportasi publik”.

Dilema bonus tahunan yang terbatas, ternyata hanya bisa daftar hanya cukup untuk 1 orang saja. Saya sempat misscom dengan istri saat dia menganjurkan tuk sgera buka tabungan haji. Saya menganggap buka tabungan langsung ambil porsi, sehingga hanya bisa untuk 1 orang (bingung mo siapa yang daftar duluan). Sedangkan istri berpikir tuk membuka 2 tabungan haji dengan jumlah sama rata hingga sama bebarengan tuk pengambilan porsi, tapi hal tersebut tidak bisa langsung mendapatkan porsi haji. Padahal antrian semakin panjang. Saya punya pikiran lain, akhirnya saya tetap daftar hanya untuk 1 orang untuk saya terlebih dahulu agar mendapatkan porsi, dan seandainya tahun depan masih dapat bonus, kemudian istri yang yang akan saya daftarkan, tentu pilihan ini ada risikonya, yaitu waktu keberangkatan haji yang berbeda. Tuk kasus teresbut, sebenarnya dari kemenag sudah ada solusinya, yaitu bagi anggota keluarga yang daftar terpisah bisa pemberangkatan bareng dengan menarik jadwal kedepan anggota yang lebih awal mendaftar. Petugas daftar haji sih juga menyarankan, kalo daftar terpisah, sebaiknya istri dahulu, agar saat istri mendapatkan jadwal keberangkatan lebih awal, bisa menarik jadwal keberangkatan suami sehingga bebarengan dengan istri dengan alasan sebagai mahrom saat berhaji.

Saat ini, proses pendafataran haji cukup mudah dan singkat, minimal hanya ke2

TBS BPIH

Tanda Bukti Setoran BPIH

tempat saja kita berurusan, yaitu Bank Penerima Setoran (BPS) dan Kantor Kemenag Kab/Kota sesuai domisili identitas kita (selama persyaratan lengkap). Proses pertama kita melakukan buka rekening dan menyetorkan jumlah uang sebesar Rp 25 juta agar mendapat porsi haji. Setelah proses beres di Bank, maka kita akan mendapatkan Tanda Bukti Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah haji (BPIH). oiya sebaiknya BPS beralamat dalam satu kab/kota juga dengan domisili kita. Contoh: KTP saya Jaksel, saya mo buka rekening/tabungan haji di Bank daerah Depok, maka pihak Bank akan menolak dan mengarahkan ke cabang yang satu kota dengan alamat domisili identitas saya.

SPPH

SPPH

Proses berikutnya mendaftar ke Kantor Kemenag Kab/Kota. Setelah proses pendafataran di kantor Kemenag beres, tentunya dengan dokumen lengkap, maka kita akan mendapatkan Surat pendaftaran Pergi Haji (SPPH) sekaligus nomor Porsi yang berguna untuk mengetahui jadwal perkiraan keberangkatan haji kita. Tuk kelengkapan dokumen, aku membawa beberapa dokumen asli & FC (biar aman bawa 5 lembar) sebagai berikut:pasfoto
1. Akte Lahir
2. Kartu Keluarga
3. KTP
4. Buku Nikah
5. Pasfoto uk 3×4 cm & 4×6 cm latar putih ( yang ini agak banyak, sekitar @10 lbr serta tampak wajah 80% dari area foto).

Demikian info yang dapat saya sampaikan, semoga rekan2 semua diberikan kemauan dan kemampuan untuk segera menunaikan Rukun Islam yang ke-5 ini. Amin

cat:
1. Saya mendaftar awal Mei 2017, antrian +/- 15 tahun*, sedangkan
2. Istri mendaftar akhir Mei 2018, antrian +/- 17 tahun*
*tergantung kuota porsi haji RI & propinsi

Setelah melakukan penyetoran, apakah perlu melakukan cicilan tuk pelunasan? tidak perlu, pelunasan saat akan jadwal keberangkatan (bisa ngumpulin di celengan atau tabungan lain)